Bertepatan dengan Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) yang jatuh pada tanggal 25 November 2009 dan juga Hari Ulang Tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang ke-64, untuk tingkat Jawa Barat, acara puncaknya diperingati dalam upacara di halaman Gedung Sate Jl. Diponogoro Bandung yang dipimpin langsung oleh Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan.Namun tempat berbeda peringatan HGN dirayakan lain oleh Federasi Guru Independen Indonesia (FGII) dengan mengadakan acara syukuran “Kemenangan Gugatan Ujian Nasional” di Gedung Indonesia Menggugat,JL. Perintis kemerdekaan Bandung, Rabu (25/11)lalu.
Dalam acara tersebut, mereka membahas tentang banyaknya keluhan para siswa dan orang tua siswa tentang permasalahan belum jelasnya pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2010 terkait ditolaknya kasasi pemerintah oleh Mahkamah Agung (MA), dan hal ini akhirnya menimbulkan dampak negatif dalam proses belajar mengajar terutama berdampak pula pada aspek prikologis.
Selain para anggota FGII, hadir pula pada kesempatan tersebut, sejumlah pelajar dan perwakilan dari Forum orang Tua Siswa (Fortusis) serta undangan lainnya.
Pada pernyataan sikapnya FGII juga menginginkan tidak ada lagi diskriminasi kebijakan pendidikan terhadap profesi guru terutama guru honorer dan swasta dalam hal ini mengenai kesejahteraannya dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) dan menginginkan pula pemerintah memperhatikan fasilitas gedung-gedung sekolah yang belum memadai dan sarana akses informasi seperti buku-buku dan teknologi informasi komunikasi serta dapat memperbaiki sistem pendidikan secara mendasar dan konfrehensif.
Sekjen FGII,Iwan Hermawan dalam hal ini mengatakan, pemerintah harus terlebih dahulu meningkatkan kulitas guru, sarana,dan prasarana,serta aspek informasi yang lengkap ke daerah sebelum mengeluarkan kebijakan UN,” ujra Iwan.
Acara ini diisi pula dengan pembacaan puisi oleh Sigrid Minerya tentang perjuangan seorang guru. Kemudian, acara serupa ini digelar pula di beberapa kota seperti Aceh, Lampung, Makasar, Medan, Jakarta,Balikpapan dan Bandung.
Dalam acara tersebut, mereka membahas tentang banyaknya keluhan para siswa dan orang tua siswa tentang permasalahan belum jelasnya pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2010 terkait ditolaknya kasasi pemerintah oleh Mahkamah Agung (MA), dan hal ini akhirnya menimbulkan dampak negatif dalam proses belajar mengajar terutama berdampak pula pada aspek prikologis.
Selain para anggota FGII, hadir pula pada kesempatan tersebut, sejumlah pelajar dan perwakilan dari Forum orang Tua Siswa (Fortusis) serta undangan lainnya.
Pada pernyataan sikapnya FGII juga menginginkan tidak ada lagi diskriminasi kebijakan pendidikan terhadap profesi guru terutama guru honorer dan swasta dalam hal ini mengenai kesejahteraannya dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) dan menginginkan pula pemerintah memperhatikan fasilitas gedung-gedung sekolah yang belum memadai dan sarana akses informasi seperti buku-buku dan teknologi informasi komunikasi serta dapat memperbaiki sistem pendidikan secara mendasar dan konfrehensif.
Sekjen FGII,Iwan Hermawan dalam hal ini mengatakan, pemerintah harus terlebih dahulu meningkatkan kulitas guru, sarana,dan prasarana,serta aspek informasi yang lengkap ke daerah sebelum mengeluarkan kebijakan UN,” ujra Iwan.
Acara ini diisi pula dengan pembacaan puisi oleh Sigrid Minerya tentang perjuangan seorang guru. Kemudian, acara serupa ini digelar pula di beberapa kota seperti Aceh, Lampung, Makasar, Medan, Jakarta,Balikpapan dan Bandung.